Beras di Boltim Alami Kenaikan Hingga Rp40.000

165

Boltim, Timurexpress.co, – Musim penghujan menjadi hal menggembirakan bagi sebagian orang. Tanaman tumbuh subur ketika air dari langit secara otomatis jatuh ke bumi.

Namun, hal itu dianggap ‘’petaka’’ bagi sebagiannya lagi. Terutama yang melakukan panen padi. Banyak hasil panen menjadi rusak akibat curah hujan yang tak menentu. Terkendala penjemuran, berdampak negatif ketika padi melewati proses pemisahan sekam dari beras lewat penggilingan.

Padi yang setelah digiling dan menjadi beras, didapati tidak berkualitas. Sebagian petani sawah mengaku, sebutir beras yang dihasilkan dari ladangnya rata-rata tidak utuh lagi.

‘’Beras dari sawah saya hasilnya tidak memuaskan. Ada sebagian yang beraroma kurang wangi dan sedikit menghitam, juga patah-patah (tidak utuh lagi),’’ aku Mas Enot, petani sawah di Desa Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan, Minggu (27/3/22).

Mas Enot mengatakan, sebagian petani sawah seperti dirinya enggan lagi menanam padi.

‘’Kan rugi. Beras tidak bagus tentunya di jual dengan harga yang sangat murah. Hitung-hitung tidak kembali pokok, malah rugi modal dan tenaga saya,’’ terangnya.

Hasil penelusuran wartawan ini, beras yang masuk ke wilayah Kabupaten Boltim saat ini berasal dari luar daerah yakni Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dan Bolaang Mongondow (Bolmong), bahkan dari Kota Palu, Sulawesi Tengah melalui kanvas beras.

Toko grosir sembako dan bahan campuran di Desa Paret, Kecamatan Kotabunan, memiliki pasokan beras dengan harga bervariasi.

Herga beras jenis Serayu Rp630.000/60 kg. Sedangkan beras kualitas rendah, hanya Rp500.000/50 kg.

Toko grosir di Desa Tutuyan bersatu juga menjual komoditas paling dicari ini dengan harga yang bervariasi, bahkan ada yang lebih tinggi penjualannya.

Kepada wartawan ini, pedagang sembako asal Kota Gorontalo yang telah menetap di Desa Tutuyan II mengakui di lapaknya menjual beras jenis Serayu dan Superwin dengan harga yang tak biasa.

Baca Juga:  Tekan PT ASA, Pemkab Boltim Seriusi Penanganan Banjir di Kotabunan

‘’Ada beras tapi mahal. Ukuran 60 kg harganya 640.000 rupiah yang Serayu dan Superwin. Ada beras sedikit murah yang ditawarkan orang sini (Boltim, red), namun saya tolak karena jelek kualitasnya,’’ ujar Uti, sapaan akrab pedagang itu.

Makanan pokok sebagian besar masyarakat Pulau Sulawesi ini akan terus mengalami kenaikan harga ketika beras lokal kurang produksi.

‘’Beras lokal berkualitas sudah habis stok sekitar 2 bulan lalu dengan harga yang masih stabil yaitu Rp600.000/60 kg. Kita jual paling tinggi Rp10.000/kg. Namun kini karena kita ambil beras dari luar daerah yang agak mahal, maka kita menjual dengan harga paling murah Rp11.000/kg,’’ aku Selpi Malingkas, melalui sambungan telepon.

Sebagai informasi, Toko Grosir Ayu di Desa Tutuyan III kehabisan stok beras sejak pekan lalu. Sementara, Toko Grosir Anto di Tutuyan mulai menaikkan harga beras menjadi Rp625.000/60 kg dari sebelumnya hanya Rp615.000/60 kg. (Chimo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini