Boltim, timurexpress.co, – Langkah cepat di ambil Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) untuk meyelesaikan berbagai persoalan terkait viralnya selebrasi tak bermoral peserta lomba drum band saat perayaan HUT RI ke-77 pada 17 Agustus kemarin.
Atraksi Goyang Bento yang ditampilkan dua SMP di Boltim sontak menjadi viral dan mendapat beragam bulian dari netisosial.
Akibatnya, Kepala Sekolah (Kepsek) dari SMP Negeri Daerah Kotabunan dan Kepsek dari SMP Negeri 3 Tutuyan di Desa Dodap dicopot dari jabatan.
Hari ini, Kamis (18/8/22), Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., M.Si langsung mengambil tindakan tegas terhadap dua kepsek tersebut.
“Kalau ada persoalan langsung kita tindak lanjut seperti ini, tidak menunggu nunggu lagi supaya bisa langsung clear,” ujar bupati, usai melantik dua kepsek selaku penanggungjawab atas tindakan anak didiknya, serta satu Kepsek di SMP Negeri Satap Molobog yang di definitivkan.
Pemberhentian dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan fungsional Kepsek yang digelar di ruangan Bupati Boltim sore tadi menjadi peringatan keras bagi setiap guru.
“Ini juga menjadi sebuah pembelajaran bagi seluruh guru pendidik di Kabupaten Boltim untuk lebih mengutamakan etika dan moral, apalagi saat ini pemerintah lagi menggali potensi-potensi warisan budaya dan sejarah tapi ketika ada hal-hal begini tentu bisa merusak citra kita yang sedang mengangkat budaya leluhur. Jangan sekali kali ada anak didik di Boltim yang memperagakan budaya-budaya dari luar seperti itu (goyang bento, red) saat ada perayaan besar apalagi HUT RI,” terang bupati.
Lebih lanjut bupati mengatakan, selaku kepala daerah dirinya tidak menyalahkan siswanya, namun gurunyalah yang salah.
“Sesuatu yang terjadi di bawah (anak didik, red) maka guru yang akan mempertanggungjawabkannya. Kalau guru tidak bisa tanggung jawab, maka kepala dinasnya yang harus bertanggungjawab. Kalau kepala dinas juga tidak bertanggungjawab maka Sekda yang tanggung sebagai Panglima ASN. Kepsek harus gentle dan menerima ini sebagai sebuah sanksi,” tegas mantan ketua KPU itu.
Bupati Boltim saat ini sedang mempromosikan adat dan warisan budaya leluhur serta terus membentengi citra daerah dengan moralitas, etika dan adab yang benar.
“Kejadian tidak bermoral itu terjadi saat perayaan 17 Agustus yang sangat sakral dimana kita merayakan kemerdekaan Republik Indonesia dengan menghormati para pejuang terdahulu. Dengan adanya selebrasi seperti itu bisa merusak citra daerah,” pungkasnya.
Senada di tegaskan Panglima ASN Boltim, Ir Sonny Warokka. Kedepan, kata dia, jika ada hal serupa yang terjadi, maka kepseknya langsung di punishment.
Pelantikan di saksikan langsung para Asisten, Kepala Disdikbud dan Kepala BKPSDM, serta sejumlah anggota DPRD Boltim.
Sebagai tambahan informasi, pelantikan 3 Kepsek SMP tersebut berdasarkan keputusan Bupati Boltim Nomor 821.2/B.03/BKPSDM/SK/15/2022 tentang pemberhentian dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional Kepala Sekolah pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boltim. (Chimo/Vina)