Bahasan politik menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara (Sulut) 2020, kini terasa semakin menghangat unuk dibahas.
Menghangatnya peta politik akhir-akhir ini tak luput dari peran berbagai polling, baik media sosial maupun lembaga survey, yang mulai meramaikan situasi terkini.
Pengamat Politik Sulut, Ferry Liando (FL) mengatakan nama-nama yang muncul sebagai bakal calon Gubernur di media seperti Olly Dondokambey, Tetty Paruntu, Vonny Panambunan dan Elly Lasut adalah figur-figur yang memiliki kelebihan masing-masing. Sehingga untuk sekarang kata dia sulit mencari pembeda diantara mereka.
“Kesulitan itu karena semuanya seimbang. Sehingga untuk menentukan pembeda antara mereka adalah sosok calon Wakil Gubernur, “ kata FL, kepada wartawan Rabu (1/7/2020).
Menurut FL, calon Wakil Gubernur bisa saja akan menaikan digit kekuatan electoral yang kemudian bisa berbeda dari bakal calon lain, maka pasangan bakal calon wakil kepala daerah sangat menentukan.
“Jika figur itu populer dan memiliki reputasi yang baik, maka pengaruhnya akan bergerak naik. Apalagi figur itu melekat identitas khusus, “ katanya.
FL mencontohkan seperti latar belakang agama, etnik ataupun faktor kewilayahan. Jika semua bakal calon Gubernur yang disebut-sebut banyak didominasi oleh etnik Minahasa dan Kristen, maka etnik-etnik lainnya akan menjadi laku. Seperti etnik Nusa Utara atau etnik Bolaang Mongondow Raya (BMR). Figur di dua etnik ini, bukan hanya melekat identitas wilayah tapi memang kapasitas dan kualitas tokoh-tokohnya sangat mumpuni dan punya reputasi bagus.
“Sangat wajar jika ada beberapa bakal calon Gubernur sangat tertarik mengajak figur di dua wilayah tersebut untuk dipaketkan sebagai bakal calon wakil Gubenur, “ ujarnya.
Salah satu nama yang sering disebut media kata Ferry adalah Sehan Lanjar. Bupati Bolaang Mongondow Timur ini paling banyak dilirik. Pertama, memimpin Partai Amanat Nasional (PAN) yang memiliki 2 kursi di DPRD Sulut. Sehingga bagi parpol yang tidak mencukupi ambang batas pencalonan tentu membutuhkan kursi tambahan agar syarat ambang batas terpenuhi. Kepemilikan 2 kursi di DPRD Sulut, menjadikan kursi PAN mahal dan diperebutkan.
Kedua, Sehan Landjar merupakan Bupati di salah satu kabupaten di BMR. Sehingga jika Sehan menjadi calon wakil Gubernur, maka akan berpotnsi menjadi daya tarik bagi pemilih di sana. Isterinya yang berasal dari Gorontalo bisa juga mempengaruhi pemilih-pemilih warga atau etnik Gorontalo di Sulut, sebab populasi masyatakat etnik Gorontalo di Sulut sangat banyak.
Ketiga, Sehan Landjar juga bisa menjadi daya tarik bagi pemilih muslim. Jadi siapapun calon yang berhasil mengajak beliau akan sangat mempengaruhi elektabilitas pasangan.
“Cuma saja hambatan terberat bagi pasangan calon Gubernur dengan Sehan Landjar ini adalah pertama ketika ada calon lain yang juga mengsung putra BMR lain dalam posisi yg sama. Jika ini terjadi maka peluangnya akan melemah karena suara BMR akan terpecah pada beberapa pasangan calon. Kedua, jika Walikota Kotamobagu, Bupati Bolmong dan Bupati Bolsel tetap konsisten mendukung incumbent Olly Dondokambey maka suara BMR tak akan terbagi-bagi. Dua hal inilah yang bisa saja menghambat pencalonannya, “ ujarnya.
Terkait Pilgub Sulut, Sehan Landjar mengatakan bahwa dia tidak tertarik sebagai Wakil Gubernur, akan tetapi dia terdorong.
“Artinya, jika tertarik itu berarti punya keinginan dan ketika terpilih nantinya pastinya ada sekat antara Gubernur dan Wakil Gubernur. Tetapi kalau terdorong, maka ketika jatuh mereka sendiri mengangkatnya, “ punkasnya. (*)