Bahas ASEAN 2023 dan Paham Isu Internasional, Sam Sachrul Dikagumi Mantan Dosennya

63
Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., M.Si (kemeja putih)

Manado, timurexpress.co, – Ini adalah kali pertama Unsrat Manado menggelar seminar yang membahas Prospek Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023 bagi Pengembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah, serta Kemampuan dan Kebutuhan Daerah Perbatasan (Sulawesi Utara) dalam menghadapinya, yang melibatkan kepala daerah sebagai narasumber.

Hal ini menjadi menarik ketika pihak penyelengara mengundang Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, S.sos., M.si sebagai salah satu narasumber dan membahas isu-isu internasional serta peluang dan tantangan Indonesia saat menjadi Ketua Negara-negara ASEAN.

Narasumber lain adalah Dino Pati Djalal (Directur of Foregin Policy Community of Indonesia), Edy Prasetyo (Direktur Eksekutif ASEAN Study Center – Universitas Indonesia, Franky Rengkung, S.IP., M.A (Dosen tetap pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi.

Dino Pati Djalal sendiri adalah mantan wakil menteri, kemudian menjabat sebagai Duta Besar Indonesia berkuasa penuh di Amerika dan juga menjadi juru bicara Presiden Indonesia di masa SBY.

Ada beberapa hal menarik yang mengemuka dalam pelaksaan kegiatan tersebut, dimana, Sam Sachrul  Mamonto dengan lugas mengupas tentang peluang dan tantangan Indonesia saat menjadi ketua ASEAN. Menurut Sachrul, Indonesia menjadi ketua ASEAN saat dunia sedang mengalami ketidakstabilan, salah satu contoh perang antara Rusia dan Ukraina yang secara langsung berpengaruh terhadap ekonomi dunia. Selain itu ada ketegangan di Tiongkok, serta kudeta militer di Myanmar. Di tambahlagi dengan persoalan maha berat di tahun 2023 sampai 2024, Indonesia akan mengelar pemilihan secara serentak.

“Ini menjadi pekerjaan yang berat bagi Indonesia tapi Indonesia tetap harus mampu menunjukan kemampuannya sebagai negara yang mampu memfasilitasi semua negara-negara anggota ASEAN serta Indonesia menunjukan sikap netral dan tidak boleh terlibat blok tertentu di negara-negara ASEAN,” tutut Sachrul, Rabu (31/8/22) kemarin.

Baca Juga:  Antisipasi Gizi Buruk Anak, Kesmas Boltim Ajak Ibu Rajin Posyandu

Dari sisi peluang ekonomi, Sachrul juga mengungkapkan, tahun 2017 lalu Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan untuk membahas ekspor impor ekonomi antara negara Philipina dan Indonesia dengan cara rool on roll of, General santos/Davao menuju Bitung yang juga adalah gerbang pasifik, dan masuk Alki (Arus Laut Kepulawan Indonesia 3) Tapi pembicaraan itu terhambat karna adanya birokrasi yang berbelit belit, hingga pembicaraan itu gagal. Menurut Sachrul, ini yang harus diperbaiki lagi soal aturan dan  regulasi serta birokrasi. Tak hanya itu, dirinya juga menyinggung soal persaingan bahan kualitas ekspor yang belum bisa bersaing secara internasional dan ini jelas menjadi kendala bagi Indonesia.

Dr. Drs. Michael Mamentu sebagai ketua pusat studi ASEAN mengungkapkan bahwa, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto di undang menjadi narasumber, artinya yang bersangkutan sangat paham dengan isu-isu internasional, terutama peta negara-negara ASEAN serta peluang dan tantangan. Michael juga mengaku bangga bahwa salah satu muridnya memiliki wawasan yang luas.

“Ini adalah ajang untuk menguji intelektual para narasumber terutama Bupati Boltim, karna yang menjadi peserta dan penanya adalah rata-rata para dosen yang bergelar doktor, tapi beliau mampu menjelaskan dengan cara yang sangat memuaskan,” tambahnya sembari mengungkapkan bahwa tidak semua kepala daerah memiliki kemampuan dalam membahas isu-isu internasional.

Senada denga Michael, Doktor Femmy Tulusan juga mengungkapkan kekagumannya terhadap mantan muridnya di pasca sarjana.

“Tentu dengan hadirnya bupati merupakan kebangaan kami dosen-dosen di Unsrat sebab beliau adalah mahasiswa kami,” tegasnya. (red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini