
TIMUREXPRESS.COM, Manado – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Drs. M. Hamdi Egam, mengikuti Rakor Sinergi Media Sosial Aparatur Negara (SIMAN) dan Bimtek Peningkatan Kapasitas Pengelola Media Wilayah Indonesia Timur oleh Kemenkominfo RI. Acara dibuka oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi Komunikasi Publik Prof. DR. Widodo Muktiyo, di Hotel Arya Duta, Manado, Sulut, Jumat (28/2/20).
Dalam sambutannya Dirjen mengatakan, komunikasi bisa melahirkan kecerdasan dan menghadirkan situasi harmonisasi sehingga antarmasyarakat saling melindungi.
“Komunikasi juga bisa memunculkan produktivitas kerja. Ini yang harus dimengerti,” sebut Dirjen.

Menurut Dirjen, di Kemkominfo sudah ada “Tol Langit”, dan kebutuhan pokok saat ini sudah tidak hanya makan dan minum tetapi juga wifi dan kuota, sehingga pengelola informasi tidak sekadar menyediakan infrastruktur tetapi mengikuti bagaimana infrastruktur tersebut dikonsumsi dengan benar dan akhirnya melahirkan masyarakat sehat.
“Ini saya kira penting, sehingga dalam konteks mengkonsumsi informasi yang semakin terbuka membutuhkan kedewasaan dalam artian kita bangun literasi media sosial sehat,” ujarnya.
Kemkominfo maupun Kemenko Polhukam dan semua pemangku kepentingan termasuk mengajak teman-teman yang peduli bidang teknologi medsos, anak-anak muda milenial berempati tentang kebutuhan informasi publik.

“Jangan sampai kita bicara sendiri tapi publik tidak merespon karena tidak ada rasa empati. Karena itu kita ingin meningkatkan kompetensi komunikasi,” sebutnya.
Dirjen juga berharap masyarakat memilih media yang tepat sebagai sumber informasi di era multy platform saat ini.
“Mencari informasi tentang pemerintah tidak hanya bisa melalui web ataupun medsos pemerintah, bisa dicari di mana-mana sehingga seluruh arah program yang kita gelontorkan adalah informasi benar yang menyehatkan publik,” sebutnya.
Tips bagaimana ber-medsos yang sehat, sebut Dirjen, hanya dikembalikan ke hati nurani.
“Kalau membaca dan melihat kayaknya tidak mungkin, ya jangan dilanjutkan, begitupun di dunia WhatsApp, kalau memang tidak cocok left saja, clear, daripada otak kita pusing, waktu habis dan kemudian tidak produktif dan perilaku bisa terpengaruh,” katanya. (Chimo/ANTARA)