Makan tumbal,  Atraksi ‘Goyang Bento’ 2 SMP di Boltim Disorot Bupati

2092
Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., M.Si

2 Kepsek SMP Bakal di Punishment

Boltim, timurexpress.co, – Nasib dua Kepala Sekolah (Kepsek) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Daerah Kotabunan, Kecamatan Kotabunan, dan Kepsek di SMP 3 Tutuyan di Desa Dodap, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) di ujung tanduk.

Pasalnya, kedua Kepsek SMP itu bertanggungjawab penuh atas perlakuan anak didiknya ketika menjadi peserta lomba drum band dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-77.

Mayoret drum band di SMP Daerah Kotabunan dan SMP 3 Tutuyan tak sepatutnya melakukan atraksi “goyang bento” yang dinilai tidak sesuai norma budaya, sosial dan agama.

Atraksi itu memicu reaksi dari berbagai kalangan baik secara langsung maupun sindiran melalui media sosial. Sehingga itu, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., M.Si merasa geram dan memerintahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Ir Sonny Warokka dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boltim Yusri Damopolii untuk secepatnya mengambil tindakan terhadap penanggungjawab penuh sekolah terkait.

“Kalau kadis tidak mengganti kepsek dari dua SMP ini, maka kadis yang saya ganti,” tegas bupati, saat sambutan acara jamuan kenegaraan di lantai tiga kantor Bupati Boltim, Rabu (17/8/22) malam ini.

Menurut bupati, kelakuan dari dua SMP tersebut sudah mempermalukan Kabupaten Boltim.

“Saat ini kita sedang mempromosikan adat dan budaya. Namun atraksi kurang terpuji itu malah tampil di depan umum dan menjadi viral. Saya tidak mau tahu, ganti kepseknya,” tandasnya.

Terpisah, Sekda Boltim Ir Sonny Warokka saat di konfirmasi wartawan ini sangat menyayangkan kejadian tersebut.

“Kamis besok saya bersama kepala Disdikbud akan mencari tahu langsung kepada kepsek selaku penanggung jawab. Bisa jadi kalau kepsek sebelumnya mengetahui hal ini akan ditampilkan dan dia (kepsek, red) tidak melarang, maka maaf saja, keputusan bupati kita laksanakan untuk mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut,” tegas Warokka.

Baca Juga:  Sekda Boltim Buka Bimtek Pengelolaan Website Desa

Pun demikian, Sekda berharap Kepsek dari dua SMP terkait tidak tahu menahu dengan perencanaan atraksi “Goyang Bento” oleh anak didiknya.

“Setahu saya, tidak ada seorang guru yang mengajarkan anak didiknya melakukan goyangan kurang bermoral. Terlebih saat ini di Kabupaten Boltim sedang marak mempromosikan adat dan budaya daerah,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Disdkbud Boltim Yusri Damopolii dengan tegas mengatakan akan memberikan pengajaran bagi setiap guru yang kurang memperhatikan anak didiknya.

“Hasil koordinasi dengan kedua pelatih dari SMP Daerah Kotabunan dan SMP 3 Tutuyan bahwa mereka (pelatih, red) tidak melatih atraksi itu. Pelatih saja mengaku kaget dan menyesal ada gerakan-gerakan tidak sesuai yang dilatih. Analisa kami saat ini, saking meriahnya perayaan HUT RI ke-77, masyarakat penonton dan para peserta (Mayoret) drum band terlalu bereuforia sehingga memunculkan sendiri gerakan yang katanya goyang Bento,” ucapnya.

“Kendati demikian, harusnya kepsek dari dua sekolah itu tetap mewaspadai dan memperhatikan siswa siswinya. Kepsek penanggungjawab penuh atas anak didiknya. Dan ketika sudah kecolongan seperti ini, selaku kepala dinas, saya laksanakan sesuai titah bupati,” tambah Yusri.

Dengan tegas Yusri mengatakan akan mengganti kedua kepsek itu.

“Saya sudah koordinasi dengan BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia), tinggal nama pengganti yang akan saya serahkan. Ini sebagai pembelajaran buat para guru terutama kepsek,” ujarnya.

Tak lupa Yusri menghaturkan permohonan maaf kepada masyarakat terkait gerakan tambahan dari peserta drum band.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Boltim khususnya panitia pelaksana, saya Kepala Disdikbud menyampaikan permohonan maaf yang setinggi tingginya atas ketidaknyamanan seluruh masyarakat Provinsi Sulawesi Utara, teristimewa Palot Don In Utat Bo Motolu Adi’ yang ada di Kabupaten Boltim tentang adanya  improvisasi gerakan peserta drum band pada lomba peringatan HUT RI ke 77 yang sangat tidak sesuai dengan norma budaya, sosial dan agama, serta sangat tidak mengedukasi kepada semua warga pendidikan. Hal ini kami segera benahi secara berjenjang dan kejadian seperti ini semoga tidak akan terulang kembali,” tuturnya. (Chimo/Vina)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini