TimurExpress.co, Manado – Sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan Cristina Noula Raintama Pangulimang, M.Th selaku Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Bolaang Mongondow (GMIBM) yang diadakan pekan lalu, UPT BP2MI Manado hari ini, Rabu (10/2/21) mensosialisasikan peluang kerja sebagai Care Worker ke Jepang dihadapan ratusan pelayan khusus dari 22 wilayah pelayanan gereja GMIBM se Bolmong Mongondow Raya yang mengikuti acara baik secara langsung maupun daring.
Dalam sosialisasi yang diprakarsai oleh Herry Coloay ini, UPT BP2MI Manado turut menggandeng Jayadi Global Education Center (JGEC) selaku RSO yang melayani pendaftaran program SSW Jepang di Manado.

Kepala UPT BP2MI Manado Hendra Makalalag menyambut baik kesempatan sosialisasi tersebut.
“Sosialisasi ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi kami selaku pemerintah untuk menginformasikan mengenai peluang kerja ke luar negeri secara procedural,” ucapnya mengawali sambutan.
“Selama ini, mungkin masyarakat hanya mendengar sekilas mengenai kerja keluar negeri sehingga kurang informasi. Di kesempatan sosialisasi kali ini, kami ingin menjabarkan secara jelas mengenai prosedur kerja ke luar negeri utamanya ke Jepang agar masyarakat Sulawesi Utara khususnya Bolaang Mongondow Raya bisa tertarik dan berminat kerja ke luar negeri,’’ tambah Hendra.
Lanjut Hendra, peluang kerja ke luar negeri adalah salah satu cara yang efektif untuk membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
“Saat ini angka pengangguran Sulawesi Utara sangat tinggi. Kurang lebih 90 ribuan jiwa kini tidak memiliki pekerjaan. Untuk itu peluang kerja ke Negeri Sakura Jepang sebagai Care Worker ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk dimanfaatkan,” pintanya.
Ia menambahkan, gaji yang akan didapat ketika bekerja sebagai pekerja migran juga sangat menggiurkan.
“Gaji sebagai Care Worker di Jepang mulai dari Rp. 20 jutaan/bulan. Dengan penghasilan sebesar itu, kami harapkan para pekerja migran asal Sulawesi Utara khususnya Bolaang Mongondow Raya dapat mensejahterakan keluarganya di Indonesia, membantu pemerintah daerah mengurangi pengangguran, serta dapat membangun daerahnya masing-masing lewat remitansi yang dikirimkan setiap bulannya,” tutup Hendra. (*Chimo)