Usai Divaksin, Warga Motongkad Dilarikan ke RS Ratatotok

573
Kurniawan Tombibit saat mendapat perawatan intensif di RS Ratatotok

Boltim – Salah satu warga Desa Motongkad, Kecamatan Motongkad, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Kurniawan Tombibit (27) terpaksa dirujuk ke RS Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) setelah sebelumnya sempat dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Motongkad dan Tutuyan, Boltim.

Ironisnya, pasangan suami istri Hajahirin Tombibit dan Sopina Palengkahu yang mengaku terkendala biaya terpaksa harus membawa pulang anak lelakinya tersebut meski seharusnya mendapatkan perawatan yang lebih baik di RS Kandou Malalayang sesuai saran rujukan dari pihak RS Ratatotok.

‘’Untuk rontgen saja saya menolak dan menandatangani surat penolakan perawatan karena tidak punya biaya. Bagaimana kalau sudah di Manado, pasti biayanya sangat besar’’, keluh Om Utu’, sapaan akrab Hajahirin Tombibit.

Om Utu’ juga menceritakan awal mula Kurniawan dilarikan ke PKM Motongkad.

‘’Kami tinggal di kebun, tiba-tiba mendapat kabar melalui panggilan seluler dari besan saya bahwa segera turun ke kampung karena Kurniawan akan dirujuk. Jelas saya panik dan langsung turun ke kampung Motongkad, namun anak saya telah dibawa ke PKM Tutuyan setelah sebelumnya dilarikan ke PKM Motongkad’’, terang pria paruh baya itu kepada jurnalis TimurExpress.co, di RS Ratatotok, Jum’at (28/1/22).

Harapan Om Utu’ sirna ketika kurangnya perhatian dari instansi terkait, terutama PKM Motongkad.

‘’Kami sebenarnya sangat membutuhkan peran pemerintah karena kejadian ini terjadi akibat program pemerintah. Jika ada keluhan sakit, harusnya ditunda dulu vaksinasinya. Jangan dipaksakan. Karena ketika terjadi apa-apa seperti saat ini, kami masyarakat kecil yang susah menjadi lebih kesusahan’’, keluhnya lagi.

Sementara, Kurniawan saat di wawancara mengakui tidak ada paksaan terhadap dirinya. Katanya, vaksinasi yang ia lakukan atas keinginannya sendiri.

‘’Sebelum divaksin dosis kedua, saya berkonsultasi dengan dokter yang bertugas di lokasi vaksinasi. Masalahnya, akibat kecelakaan beberapa waktu lalu, saya masih dalam proses penyembuhan menggunakan pengobatan herbal (daun obat) pada dada sebelah kiri saya yang mengalami luka dalam, namun dokter itu mengatakan boleh divaksin sehingga saya merasa tidak akan terjadi apa-apa usai vaksinasi’’, akunya.

Baca Juga:  Dispar Boltim Gelar Konsultasi Publik Penyusunan RIPPARKAB

Selang waktu 2-3 jam kemudian setelah divaksin, Kurniawan merasakan keanehan pada tubuhnya.

‘’Sekira pukul 16.00 Wita pada Kamis (27/1), saya merasakan sakit yang luar biasa pada dada saya bagian kiri atas. Merasa khawatir, saya langsung menuju rumah tante saya di Motongkad Utara. Belum sempat masuk ke dalam rumah, saya sudah tersungkur karena sesak nafas dan seluruh badan terasa kram. Saya masih dalam keadaan sadar ketika dilarikan ke PKM Motongkad dan sempat meminta bantuan oksigen, namun setelah itu saya khilaf dan ketika tersadar sudah berada di PKM Tutuyan’’, terang Mawan, sapaan akrabnya.

Mawan kini pasrah dengan kehendak Tuhan.

‘’Dokter disini (RS Ratatotok) menyarankan rujukan ke Kandow Malalayang, namun orang tua saya tidak mampu membiayai dan memutuskan untuk pulang saja ke rumah’’, pungkasnya.

Tambahan informasi, saat ini Kurniawan telah dibawah pulang oleh kedua orang tuanya di Desa Motongkad Utara. (Chimo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini