Boltim – Lepas jangkar lebih dari 1×24 jam di wilayah pantai Biskam, Desa Motongkad Selatan, Kecamatan Motongkad, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), kapal pengeruk pasir hitam atau pasir besi tanpa identitas terancam dibakar.
Masyarakat geram, pasalnya, penanggungjawab ataupun awak kapal yang terinformasi berasal dari Kota Bitung itu tidak melapor kehadiran kapal tersebut kepada pemerintah setempat.
Warga Biskam, Mesak Mandeangan mengakui keberatan dengan adanya kapal pengeruk tersebut.
“Dahulu, pinggiran pantai Biskam masih sangat jauh dari pemukiman warga. Namun karena ada perusahan pasir besi yang masuk di sini (Biskam, red) bibir pantai semakin menghimpit ke kawasan tinggal”, ujarnya.
Warga setempat mengancam akan membakar kapal tersebut jika akan beroperasi di wilayah pantai Biskam.
“Ini dampak buruknya ke kita yang tinggal di pesisir pantai. Kalau pemerintah tidak segera menindak kapal ini untuk angkat jangkar dan pergi dari pantai Biskam, terpaksa kami bakar”, ancam warga Biskam lainnya.
Sangadi Motongkad Selatan, Ishak Damopolii mengakui selama lebih dari 2×24 jam, dirinya selaku pemerintah tidak menerima laporan berkunjung dari pihak penanggungjawab kapal.
“Memang sejak pekan lalu ada informasi kalau ada kapal yang akan masuk untuk mengambil pasir besi. Namun hingga hari ini, kami selaku pemerintah desa tidak ada pemberitahuan secara resmi kalau kapal tersebut sudah ada di pantai Biskam”, terangnya, saat di kunjungi wartawan ini di kediamannya, Minggu (23/01/22).
“Saya juga sudah menyampaikan ke Bupati Boltim terkait kapal pengeruk pasir besi, dan kata bupati nanti akan dikunjungi saat kunjungan kerja di Kecamatan Motongkad. Sehingga itu saya mengimbau kepada masyarakat Biskam agar jangan gegabah dalam persoalan ini karena kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah daerah”, tambah Ishak.
Bahkan, informasinya, kapal tersebut sudah mengantongi izin dari provinsi dan pusat.
“Saya khawatirkan, apabila memang kapal tersebut akan beroperasi di pantai Biskam, maka tanggul pemecah ombak yang memakan anggaran sebesar 7 miliar rupiah akan sia-sia. Pasti tanggul itu akan jatuh sebab pasir dibagian bawahnya akan tersedot”, tandasnya.
Senada di sampaikan Camat Motongkad, Rosni Mamonto. Ia mengakui tidak mengetahui perihal kapal pengeruk itu.
“Saya rencananya akan mengajak Sangadi Motongkad Selatan untuk sama-sama melihat kapal itu. Kami pihak kecamatan juga belum menerima laporan secara resmi ada kapal pengeruk pasir besi di pantai Biskam”, tuturnya.
Tambahan informasi, salah satu rumah milik warga Biskam telah di kontrak oleh pihak penanggungjawab Kapal APK.
(Chimo)